16 Maret 2012

Polres Lhokseumawe Laksanakan Simulasi Pengamanan TPS Pilkada

Lhokseumawe-Pihak kepolisian Polres Lhokseumawe lakukan simulasi pengamanan tempat pemungutan suara (TPS) untuk proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) calon Gubernur, Bupati dan Walikota, di depan kantor Mapolres setempat, Kamis (15/3) Siang. Simulasi tersebut diikuti oleh sekitar 50 aparat kepolisian, Linmas dan masyarakat.

Menurut Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Lhokseumawe, AKP Prasetyo, kegiatan tersebut merupakan persiapan bagi aparat kepolisian yang terlibat dalam pengamanan sejumlah TPS yang ada di wilayah kerja Polres Lhokseumawe pada Pilkada 9 April mendatang.

Dalam simulasi tersebut diciptakan keributan yang terjadi di TPS karena salah seorang saksi dari salah satu calon merasa ada kecurangan sehingga terjadi keributan dan tidak mampu ditangani oleh Linmas sehingga harus meminta bantuan anggota kepolisian untuk mengamankan pelaku.

“Kondisi ini segaja kami buat untuk membekali anggota yang terlibat dalam pengamanan TPS agar lebih siap menghadapi apapun kondisi yang akan dihadapi dilapangan nantinya” Ujar Prasetyo.

Menurut Prasetyo, total personil kepolisian yang akan mengamankan TPS dan proses pilkada di Lhokseumawe dan sebagian Aceh Utara sebanyak 834 personil. Personil tersebut nantinya akan mengamankan sebanyak 718 TPS dan sejumlah kantor pelaksana Pilkada seperti kantor KIP dan Panwas.

Selain anggota kepolisiaan, pengamanan Pilkada di Lhokseumawe dan sebagian wilayah Aceh Utara juga melibatkan 1.826 anggota Linmas. [T. Fachrizal]

Mobil Operasional Tim Pemenangan Muslim Dibakar

Idi-Mobil Operasional Tim Pemenangan Muslim Hasballah, jenis Isuzu Phanter Pick Up, Kamis (15/3) sekira pukul 02.30 WIB dini hari, dibakar orang tak dikenal, di gampong Beusa, Peureulak, Aceh Timur.

“Saya berharap, agar si pelaku sadar bahwa yang dia lakukan tidak menguntungkan bagi siapapun, kecuali pihak-pihak yang menginginkan Aceh dalam keadaan yang terbelakang selamanya,” ketus Musnadi Bin Zakaria alias Domut, sopir pribadi Muslim pada Aceh Corner.

Menurut Domut, sekira pukul 02.30 WIB, Ia mendengar suara starter mobil yang yang kebetulan diparkir di sebelah rumah Kediaman Domut. Terkejut dengan suara starter mobil, Domut mengecek kondisi kendaraan tersebut yang ternyata sudah dalam keadaan terbakar.

“Dalam keadaan terbakar saya dibantu warga sekitar yang datang, memadamkan api,” kisahnya.

Sementara itu, Muslim Hasballah sangat menyesalkan kejadian ini. Ia menilai perbuatan tersebut tidak menggambarkan sikap dan watak pelaku sebagai orang Muslim dan masyarakat Aceh.

“Dalam situasi seperti ini, seharusnya saling bahu membahu dan bergandengan tangan menciptakan suasana yang aman dan damai apalagi menjelang Pilkada ini,” ujarnya.

Katanya, pembakaran mobil operasional tersebut adalah sebuah ujian dan cobaan untuk dirinya dan seluruh Tim, bahwa membangun Aceh Timur yang lebih baik ini memang berat dan penuh tantangan.

“Sambil menunggu kerja-kerja kepolisian dalam hal ini, saya berharap agar si pelaku sadar bahwa yang dia lakukan tidak menguntungkan bagi siapapun. Kecuali pihak-pihak yang menginginkan Aceh dalam keadaan yang terbelakang selamanya,” akhirinya.[]

221 TPS Rawan Gangguan Keamanan

Lhokseumawe-Sebanyak 221 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, masuk dalam kategori rawan gangguan keamanan. Jumlah tersebut dari total sebanyak 718 TPS yang tersebar dikedua Kabupaten/Kota tersebut.



221 TPS yang masuk dakam kategori rawan itu dibagi menjadi TPS rawan satu dan rawan dua.“Umumnya TPS rawan tersebut terletak diwilayah pedalaman kedua wilayah itu” Ujar Kepala Bagian Operasi Polres Lhokseumawe, AKP Prasetyo kepada Acehcorner, Kamis (15/3).

Diantara TPS yang masuk dalam kategori rawan masing-masing terletak di Kecamatan Meurah Mulia, Kuta Makmur, Nisam, dan Nisam Antara yang termasuk dalam kawasan Kabupaten Aceh Utara. Sementara sebagian kecil lainnya terdapat di wilayah Kota Lhokseumawe.

Menurut Prasetyo, untuk mengamankan ratusan TPS rawan itu pihaknya telah meyiapkan sebanyak 834 personil polisi. Setiap TPS yang dianggap masuk kedalam ketegori rawan satu akan dijaga oleh 1 personil polisi dan untuk TPS kategori rawan dua akan dijaga oleh 2 personil polisi.

Selain mengamankan TPS yang dianggap rawan, personil kepolisian juga akan ditempatkan sejumlah TPS lainnya yang masuk dalam kategori aman. Rencananya untuk TPS yang masuk wilayah aman akan ditempatkan satu personil polisi untuk dua TPS. [T. Fachrizal]

15 Maret 2012

Kantongi Izin KIP, Lembaga Lokal Bisa Pantau Pilkada

Banda Aceh-Bagi lembaga lokal yang ingin memantau Pilkada, wajib kantongi ijin dan syarat-syarat yang diterapkan oleh KIP Aceh. Hal tersebut dikatakan Ketua KIP Aceh, Abdul Salam Poroh, Rabu (14/3).



“Bagi lembaga lokal yang ingin memantau Pilkada di Aceh tahun 2012 harus memenuhi syarat yang ditetapkan oleh KIP Aceh,” ujarnya.

Syarat yang harus dipenuhi yaitu profil lembaga, legalisasi lembaga, informasi detail tentang fokus pemantauan dan  nama-nama orang yang ikut memantau serta  alamat yang ingin dipantau.

“Bagi yang tidak ada surat izin dari kami, maka tidak sah,” ujarnya.[rahmat]

Katahati Institute Ikut Pantau Pilkada

Banda Aceh – Katahati Institute secara resmi telah terdaftar sebagai pemantau Pilkada Aceh 2012. Keterlibatan Katahati Institute sebagai lembaga pemantau tersebut, berdasarkan Keputusan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Rabu (14/3).

Katahati Institute telah memenuhi syarat dari KIP Aceh dan resmi dinyatakan sebangai  pemantau pilkada gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati dan wali kota/wakil walikota. Selain itu, Katahati Institute juga diberikan surat izin dan kartu nama kepada setiap peserta yang ikut memantau pilkada di beberapa daerah tersebut.

Daerah yang dipantau oleh lembaga katahati institute antaranya Provinsi Aceh,  Banda Aceh, Aceh Besar,  Sabang, Aceh Barat, Aceh Barat Daya dan Bener  Meriah, dengan jumlah anggota yang ikut memantau sebanyak 82 orang dari seluruh kabupaten kota dan Provinsi Aceh. [rahmat]

Konferensi Kakao dan Kopi Dorong Perekonomian Aceh

Banda Aceh- Konferensi Kakao dan Kopi Aceh 2012 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian Aceh. Melalui forum ini para stakeholder yang mempunyai ketertarikan pada pengembangan kakao dan kopi, dapat  bertukar informasi sehinga melahirkan terobosan-terobosan terhadap pengembangan perkebunan dan industri kakao dan kopi di Aceh.



“Inisiasi penyelenggaraan konferensi tahunan ini merupakan agenda penting untuk membangun dan memperkuat kemitraan untuk mentransformasikan kemajuan yang telah dicapai,” demikian disampaikan Kepala Bappeda Aceh, Ir.Iskandar, M.Sc ketika membacakan pidato sambutan Pj.Gubernur Aceh, Ir.Tarmizi A.Karim, M.Sc di acara Aceh Cocoa and Coffee Conference 2012, di Hotel Hermes, Banda Aceh, Rabu (14/3).

Ditambahkannya, melalui rekomendasi yang nantinya dihasilkan dapat memberi masukan-masukan yang berharga pada Pemerintah Aceh, dalam menyusun kebijakan terhadap pengembangan kakao dan kopi di Aceh secara berkelanjutan.

Saat ini, produktivitas kakao dan kopi masih tergolong rendah di Aceh. Disamping kurang optimalnya pengelolaan kedua komoditi ini, ditambah lagi belum dibangunnya sistem mata rantai produksi (supply chain) yang kuat dari hulu hingga hilir.

“Kondisi tersebut telah menyebabkan nilai tambah produksi serta ketersedian lapangan kerja masih terbatas, sehingga menjadi salah satu penyebab rendahnya daya saing daerah,” tambahnya.

Kehadiran kegiatan yang digelar Swisscontact dan International Organization for Migration (IOM), melalui program Aceh-Economic Development Financing Facility (EDFF) diharapkan mampu mendorong produksi kakao dan kopi Aceh, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

“Kami terus mendorong agar petani dapat menghasilkan biji kakao yang berkualitas sesuai dengan permintaan buyer. Hal ini kami lakukan dengan memberikan pelatihan lewat sekolah lapang bagi petani kakao dan juga pelatihan kepada para pedagang,” terang Project Manager Swisscontact, Manfred Borer.

Ketua Forum Kakao Aceh, Hasanuddin Darjo, menyebutkan, program Peningkatan Ekonomi Kakao Aceh (PEKA) yang diusung Swisscontact di 5 kabupaten, telah banyak memberi perubahan pada sikap petani dan pedagang kakao.

“Hal ini membawa dampak yang sangat signifikan bagi kualitas dan kuantitas kakao yang ada sekarang. Misalnya, pedagang sudah paham berapa jumlah biji kakao kering yang baik dalam 100 gram. Di tingkat petani juga paham, biji dengan kadar air berapa yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” terang Darjo.[]

Aktivis dan Mahasiswa Aceh Tuntut SBY Bebaskan Tapol

Banda Aceh - Puluhan aktivis yang tergabung dalam Tim Advokasi dan gerakan bersama masyarakat sipil pembebasan tapol napol Aceh melakukan aksi demonstrasi di taman kota Banda Aceh, Rabu(14/03) mereka  menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membebaskan tahanan politik (tapol) dan narapidana politik (napol) Aceh.
Koordinator aksi unjuk rasa, Said Hasan, meminta Presiden SBY memberikan remisi pada tapol dan napol Aceh. Selain itu, massa mendesak Komisi III (bidang hukum) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk memenuhi janji terhadap rakyat Aceh.


"DPR RI harus membuktikan janji terhadap upaya hukum tapol/napol Aceh sebagai hal yang disepakati dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) DPR RI," Ujar Said

Selain itu, pengunjuk rasa juga meminta tim panitia khusus (pansus) Papua-Aceh untuk menjadikan persoalan tapol/napol sebagai agenda rekonsiliasi nasional demi kelangsungan damai Aceh.

"Kami meminta Pemerintah Aceh, Partai Politik untuk jadikan pembebasan tapol/napol Aceh sebagai agenda bersama," kata Said.

Sejumlah tapol/napol Aceh hingga kini masih ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang Jakarta Timur, bahkan sudah 12 tahun dalam tahanan.

Padahal dalam pasal 3.1.2 perjanjian damai pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menyebutkan, narapidana dan tapol yang ditahan akibat konflik akan dibebaskan tanpa syarat secepat mungkin dan selambat-lambatnya 15 hari sejak ditandatangani nota kesepahaman ini.[Azka]

14 Maret 2012

Perdamaian Tak Hanya Parodi Di Atas Panggung

Banda Aceh-Perdamaian yang dideklarasikan oleh para kandidat Calon Kepala Daerah Aceh yang bertarung dalam Pemilukada 2012, diharapkan tak hanya parodi di atas panggung belaka.

Seluruh kandidat dan tim suksesnya harus benar-benar menjaga perdamaian yang sedang dibangun ini,” ujar Presiden Mahasiswa IAIN Ar-Ranirry, Fachrul Radhi, Rabu (14/3) di Banda Aceh.

Menurutya, Pilkada yang bermodalkan semangat perdamaian ini merupakan adu gengsi serta menjadi perhatian pusat bahkan dunia internasional.

“Jadi, deklarasi damai bukan hanya di atas panggung akan tetapi dapat direalisasikan di lapangan nantinya, mengingat perdamaian di Aceh masih seumur jagung.”

Selain itu, pihaknya juga menuntut Pemerintah, KIP, Kepolisian, TNI dan Panwaslu untuk dapat menjaga netralitas dalam perjalanan pesta demokrasi tersebut. Fachrul Radhi juga menekankan agar pemerintah pusat segera merealisasikan MoU Helsinki yang belum terpenuhi, seperti pembebasan Tapol/Napol Aceh Ismuhadi dkk yang masih di tahan di LP Cipinang.

“Perdamaian ini tidak akan abadi selama keadilan belum ditegakan,” pungkasnya.[]

Lima Pasangan Cagub Aceh Janjikan Pilkada Damai

Banda Aceh- Lima pasangan Calon Gubernur dan wakilnya yang akan bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh 2012, mengucapkan janji untuk tetap menjaga perdamaian. Dalam deklarasi damai di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh pada Rabu (14/3) tersebut, kelima Cagub juga berjanji akan menghormati hasil Pemilukada nantinya. Pernyataan diucapkan oleh lima pasangan secara serempak. Lima pasangan calon tersebut adalah Abi Lampisang-T. Suriansyah, Irwandi-Muhyan, Darni M Daud-Ahmad Fauzi, Nazar-Nova, dan Zaini-Muzakkir. Dalam janjinya, lima pasangan kandidat itu bersepakat melaksanakan Pilkada Aceh 2012 secara damai demi terwujudnya Aceh yang bermartabat, aman, damai, dan sejahtera. Mereka juga memastikan agar massa pendukungnya berkampanye sesuai aturan dan norma-norma yang berlaku, berjanji untuk saling menghormati antara sesama peserta pilkada dengan tidak mengintimidasi, memprovokasi, atau melakukan tindakan yang dapat menciderai perdamaian dalam segala bentuk, demi pilkada yang demokratis di Aceh. Deklarasi yang dibacakan Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Muslim Ibrahim tersebut diikuti oleh lima pasangan kandidat gubernur dan wakilnya. Deklarasi damai yang dilaksanakan di Mesjid Besar Aceh itu, turut dihadiri para pejabat negara. Antaranya, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Mendagri Gamawan Fauzi, Panglima TNI Djoko Laksamana Agus Suhartono, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Ketua KPU A. Hafiz Ansyari dan Pj Gubernur AcehTarmizi A Karim.[]