Nagan Raya kini laksana putri cantik yang dikagumi seantero negeri. Kabupaten hasil pemekaran dari Aceh Barat ini dikenal sebagai surganya giok Aceh.
Nama kabupaten yang lahir berdasarkan UU No 4 Tahun 2002 pada 2 Juli 2002 itu tiba-tiba jadi buah bibir, tak hanya di Aceh, tapi juga sampai ke mancanegara. Nagan Raya berjarak 287 km atau 6 jam perjalanan darat dari Banda Aceh.
Penemuan giok yang ditaksir seberat 20 ton membuat Nagan Raya ramai didatangi warga dari daerah lain. Nama Nagan Raya pun sering kali menghiasi pemberitaan media, cetak dan elektronik. Apalagi, giok yang ditemukan tersebut dianggap batu mulia paling besar yang pernah ditemukan warga. Harganya pun ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.
Giok itu ditemukan di aliran Sungai Krueng Isep oleh warga Desa Pante Ara, Beutong Ateuh, Nagan Raya. Warga di sini memang sehari-hari bekerja sebagai pencari batu alam. Mereka kerap keluar masuk hutan dan menyambangi sungai untuk mencari batu mulia.
Seperti dilansir banyak media, penemu pertama batu giok tersebut adalah Usman (45), warga Pante Ara. Ketika mencari batu bersama sejumlah warga, secara tak sengaja, Usman melihat sebuah batu besar yang tertutup dedaunan. Lokasi batu tersebut berada di dalam hutan lindung yang banyak tumbuh aneka pohon.
Mereka pun mendekat dan membersihkan daun yang menutupi seisi batu. Mereka pun terkejut setelah mendapati warna batu yang berbeda dari biasanya. Ukurannya cukup besar. Warga memperkirakan di dalamnya ada giok solar, idocrase dan neon. Ketiga jenis batu ini memang paling digemari masyarakat saat ini. Usman dan rekan-rekannya tak mengambil batu tersebut karena ada larangan dari pemerintah. Namun, rupanya, informasi penemuan batu tersebut cepat menyebar, sehingga warga dari daerah lain berbondong-bondong ke sana dan ingin mengambilnya.
Untuk menjaga agar batu tersebut tak diambil oleh warga, mereka sepakat menjaga batu tersebut, bahkan dengan cara menginap di hutan. Aparat dari kepolisian dan TNI pun ikut menjaga batu tersebut. Sejak itu, kisah batu giok seberat 20 ton menyebar kemana-mana.
Ya, itulah Nagan Raya. Kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang cukup subur, karena ditunjang oleh keberadaan Krueng Beutong dan Krueng Nagan. Alhasil, produk dari pertanian di wilayah ini sangat melimpah. Tak hanya padi, melainkan juga hasil perkebunan seperti sawit. Karena sumber daya pertaniannya yang melimpah, Nagan Raya dikenal sebagai salah satu lumbung beras utama di Aceh. Bahkan, tahun 1987, presiden Soeharto, pernah berkunjung ke Nagan Raya, sebagai apresiasinya terhadap pertumbuhan hasil pertanian di daerah tersebut.
Sebelum adanya gangguan keamanan pada masa konflik Aceh, Nagan Raya menjadi pusat bagi transmigran yang menghidupkan sektor pertanian di kawasan ini. Namun setelah tahun 2001 banyak transmigran yang meninggalkan unit-unit permukimannya karena gangguan dan ancaman dari kelompok bersenjata. Kini, Nagan Raya kembali berharap dapat mengambil berkah dari lahan pertanian.
Berkah giok
Nagan Raya kini dikenal sebagai salah satu kota yang dianugerahi kekayaan alam berupa batuan yang melimpah. Diperkirakan batu alam yang beredar di Aceh lebih dari 50 persen berasal dari Nagan Raya. Jenis-jenis batu akik yang berasal dari Nagan Raya antara lain giok, napriet, jade, dan idocrase.
Begitu besar potensi kekayaan batuan alam Nagan Raya sehingga pemerintah setempat pun mengeluarkan moratorium pengambilan batu alam pada 5 Februari lalu.
“Menghentikan sementara seluruh aktivitas penambangan batu giok dan sejenisnya yang ada diseluruh wilayah Kabupaten Nagan Raya selama 1 (satu) bulan, terhitung mulai tanggal 5 Februari 2015 s/d 8 Maret 2015,” demikian bunyi salah satu keputusan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Nagan Raya.
Moratorium ini ditujukan agar kegiatan-kegiatan penambangan tidak merusak lingkungan dan hutan lindung. Dengan moratorium tersebut, pemerintah ingin melindungi masyarakat dan sumber daya alam dari potensi munculnya bencana seperti longsor, banjir, pecemaran air dan lain sebagainya.
Kalau praktik penambangan batu mulia ini tidak diatur, maka akan berpotensi merusak lingkungan. Apalagi, sekitar 1.000 orang menambang batu alam setiap hari di Nagan Raya. Pemerintah dan warga Nagan Raya perlu menjaga anugerah dari alam tersebut agar tidak menjadi sumber bencana. Siapa pun perlu merawat Nagan Raya sebagai surga-nya Giok Aceh. [diolah dari berbagai sumber]
----
Potensi Wisata di Nagan Raya
Selain memiliki potensi batu mulia yang cukup melimpah, Nagan Raya juga punya beberapa lokasi wisata yang indah. Potensi wisata tersebut belum tergarap secara optimal, karena akses ke Kabupaten ini masih melalui jalan darat. Selain itu, promosi objek wisata sangat kurang dilakukan. Seiring mendunia-nya giok Nagan, berbagai potensi wisata daerah ini perlu digarap. Apalagi, PT Garuda Indonesia Tbk sudah meresmikan rute penerbangan baru Kualanamu-Nagan Raya dan Meulaboh untuk pulang-pergi (pp), sejak Senin 2 Februari 2015. Penerbangan rute ini menggunakan pesawat ATR 72-600 yang berkapasitas 70 penumpang kelas ekonomi.
"Penerbangan baru ini juga sekaligus sebagai bentuk dukungan Garuda Indonesia untuk terus mendukung perkembangan industri pariwisata serta ekonomi nasional melalui penyediaan akses menuju destinasi-destinasi baru. Khususnya, di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)," kata Pujobroto, Wakil Presiden Komunikasi Korporat Garuda.
Jika anda berkunjung ke Nagan Raya, 12 objek wisata berikut ini patut anda kunjungi.
1. Air Terjun Krueng Isep, Gampong Pante Ara, Beutong.
2. Bendungan Irigasi Gampong Keude Semur, Beutong.
3. Danau Laut Tadu Gampong, Laut Tadu, Kecamatan Tadu Raya.
4. Pantai Indah Naga Permai Gampong Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir.
5. Pantai Suak Dama Gampong Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur.
6. Pantai Nagaya Gampong Kuala Trang, Kuala Pesisir
7. Pantai Seunagan, Gampong Kubang Gajah, Kuala Pesisir
8. Makam Habib Muda Seunagan, Gampong Peulekung, Seunagan Timur
9. Makam Habib Muda di Gampong Pulo Le, Seunagan
10. Makam Teuku Seumot Gampong, Kecamatan Beutong
11. Panorama Gunung Singgahmata, Beutong
12. Masjid Syaikunna Gampong Gudang Buloh, Kecamatan Kuala.
Nama kabupaten yang lahir berdasarkan UU No 4 Tahun 2002 pada 2 Juli 2002 itu tiba-tiba jadi buah bibir, tak hanya di Aceh, tapi juga sampai ke mancanegara. Nagan Raya berjarak 287 km atau 6 jam perjalanan darat dari Banda Aceh.
Penemuan giok yang ditaksir seberat 20 ton membuat Nagan Raya ramai didatangi warga dari daerah lain. Nama Nagan Raya pun sering kali menghiasi pemberitaan media, cetak dan elektronik. Apalagi, giok yang ditemukan tersebut dianggap batu mulia paling besar yang pernah ditemukan warga. Harganya pun ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.
Giok itu ditemukan di aliran Sungai Krueng Isep oleh warga Desa Pante Ara, Beutong Ateuh, Nagan Raya. Warga di sini memang sehari-hari bekerja sebagai pencari batu alam. Mereka kerap keluar masuk hutan dan menyambangi sungai untuk mencari batu mulia.
Seperti dilansir banyak media, penemu pertama batu giok tersebut adalah Usman (45), warga Pante Ara. Ketika mencari batu bersama sejumlah warga, secara tak sengaja, Usman melihat sebuah batu besar yang tertutup dedaunan. Lokasi batu tersebut berada di dalam hutan lindung yang banyak tumbuh aneka pohon.
Mereka pun mendekat dan membersihkan daun yang menutupi seisi batu. Mereka pun terkejut setelah mendapati warna batu yang berbeda dari biasanya. Ukurannya cukup besar. Warga memperkirakan di dalamnya ada giok solar, idocrase dan neon. Ketiga jenis batu ini memang paling digemari masyarakat saat ini. Usman dan rekan-rekannya tak mengambil batu tersebut karena ada larangan dari pemerintah. Namun, rupanya, informasi penemuan batu tersebut cepat menyebar, sehingga warga dari daerah lain berbondong-bondong ke sana dan ingin mengambilnya.
Untuk menjaga agar batu tersebut tak diambil oleh warga, mereka sepakat menjaga batu tersebut, bahkan dengan cara menginap di hutan. Aparat dari kepolisian dan TNI pun ikut menjaga batu tersebut. Sejak itu, kisah batu giok seberat 20 ton menyebar kemana-mana.
Ya, itulah Nagan Raya. Kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang cukup subur, karena ditunjang oleh keberadaan Krueng Beutong dan Krueng Nagan. Alhasil, produk dari pertanian di wilayah ini sangat melimpah. Tak hanya padi, melainkan juga hasil perkebunan seperti sawit. Karena sumber daya pertaniannya yang melimpah, Nagan Raya dikenal sebagai salah satu lumbung beras utama di Aceh. Bahkan, tahun 1987, presiden Soeharto, pernah berkunjung ke Nagan Raya, sebagai apresiasinya terhadap pertumbuhan hasil pertanian di daerah tersebut.
Sebelum adanya gangguan keamanan pada masa konflik Aceh, Nagan Raya menjadi pusat bagi transmigran yang menghidupkan sektor pertanian di kawasan ini. Namun setelah tahun 2001 banyak transmigran yang meninggalkan unit-unit permukimannya karena gangguan dan ancaman dari kelompok bersenjata. Kini, Nagan Raya kembali berharap dapat mengambil berkah dari lahan pertanian.
Berkah giok
Nagan Raya kini dikenal sebagai salah satu kota yang dianugerahi kekayaan alam berupa batuan yang melimpah. Diperkirakan batu alam yang beredar di Aceh lebih dari 50 persen berasal dari Nagan Raya. Jenis-jenis batu akik yang berasal dari Nagan Raya antara lain giok, napriet, jade, dan idocrase.
Begitu besar potensi kekayaan batuan alam Nagan Raya sehingga pemerintah setempat pun mengeluarkan moratorium pengambilan batu alam pada 5 Februari lalu.
“Menghentikan sementara seluruh aktivitas penambangan batu giok dan sejenisnya yang ada diseluruh wilayah Kabupaten Nagan Raya selama 1 (satu) bulan, terhitung mulai tanggal 5 Februari 2015 s/d 8 Maret 2015,” demikian bunyi salah satu keputusan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Nagan Raya.
Moratorium ini ditujukan agar kegiatan-kegiatan penambangan tidak merusak lingkungan dan hutan lindung. Dengan moratorium tersebut, pemerintah ingin melindungi masyarakat dan sumber daya alam dari potensi munculnya bencana seperti longsor, banjir, pecemaran air dan lain sebagainya.
Kalau praktik penambangan batu mulia ini tidak diatur, maka akan berpotensi merusak lingkungan. Apalagi, sekitar 1.000 orang menambang batu alam setiap hari di Nagan Raya. Pemerintah dan warga Nagan Raya perlu menjaga anugerah dari alam tersebut agar tidak menjadi sumber bencana. Siapa pun perlu merawat Nagan Raya sebagai surga-nya Giok Aceh. [diolah dari berbagai sumber]
----
Potensi Wisata di Nagan Raya
Selain memiliki potensi batu mulia yang cukup melimpah, Nagan Raya juga punya beberapa lokasi wisata yang indah. Potensi wisata tersebut belum tergarap secara optimal, karena akses ke Kabupaten ini masih melalui jalan darat. Selain itu, promosi objek wisata sangat kurang dilakukan. Seiring mendunia-nya giok Nagan, berbagai potensi wisata daerah ini perlu digarap. Apalagi, PT Garuda Indonesia Tbk sudah meresmikan rute penerbangan baru Kualanamu-Nagan Raya dan Meulaboh untuk pulang-pergi (pp), sejak Senin 2 Februari 2015. Penerbangan rute ini menggunakan pesawat ATR 72-600 yang berkapasitas 70 penumpang kelas ekonomi.
"Penerbangan baru ini juga sekaligus sebagai bentuk dukungan Garuda Indonesia untuk terus mendukung perkembangan industri pariwisata serta ekonomi nasional melalui penyediaan akses menuju destinasi-destinasi baru. Khususnya, di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)," kata Pujobroto, Wakil Presiden Komunikasi Korporat Garuda.
Jika anda berkunjung ke Nagan Raya, 12 objek wisata berikut ini patut anda kunjungi.
1. Air Terjun Krueng Isep, Gampong Pante Ara, Beutong.
2. Bendungan Irigasi Gampong Keude Semur, Beutong.
3. Danau Laut Tadu Gampong, Laut Tadu, Kecamatan Tadu Raya.
4. Pantai Indah Naga Permai Gampong Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir.
5. Pantai Suak Dama Gampong Babah Lueng, Kecamatan Tripa Makmur.
6. Pantai Nagaya Gampong Kuala Trang, Kuala Pesisir
7. Pantai Seunagan, Gampong Kubang Gajah, Kuala Pesisir
8. Makam Habib Muda Seunagan, Gampong Peulekung, Seunagan Timur
9. Makam Habib Muda di Gampong Pulo Le, Seunagan
10. Makam Teuku Seumot Gampong, Kecamatan Beutong
11. Panorama Gunung Singgahmata, Beutong
12. Masjid Syaikunna Gampong Gudang Buloh, Kecamatan Kuala.