Seratus tahun lalu, sebuah stadion baru di kota Manchester untuk pertama kalinya dibuka untuk umum. Setelah satu abad, stadion Old Trafford menegaskan diri sebagai stadion istimewa.
Tahun 1909, Chairman Manchester United John Henry Davies mengeluarkan uang 60 ribu poundsterling (kini Rp 860 juta) untuk membangun kandang baru buat timnya. Davies lantas menunjuk Archibald Leitch, seorang arsitek Skotlandia yang juga arsitek Stadion Hampden Park di kota Glasgow, sebagai desainer.
Berbulan-bulan, konstruksi dikerjakan oleh firma Messrs Brameld and Smith of Manchester. Dan setelah siap, pembukaan pun dilakukan pada 19 Februari 1910, ditandai dengan laga Manchester United vs Liverpool.
Sekitar 45 ribu penonton, yang kebanyakan fans United, dibuat bersorak ketika tim tuan rumah melaju 3-0. Tapi Liverpool terlalu liat untuk dikalahkan. Empat gol balasan dari The Reds membuat tuan rumah kalah 3-4 di laga pembuka stadion kebanggaannya.
Old Trafford tidak cuma berarti penting bagi MU, tapi juga buat sepakbola Inggris. Mengingat saat itu belum ada Stadion Wembley, maka final Piala FA digilir di sejumlah stadion di Inggris.
Old Trafford kebagian menggelar laga final ulangan Piala FA 1911 antara Bradford City vs Newcastle United. Di stadion itu pula, final Piala FA 1915 antara Sheffield United vs Chelsea.
Pada 27 Desember 1920, Old Trafford mencatat rekor penting dengan diisi 70.504 penonton saat MU kalah 1-3 dari Aston Villa. Itulah rekor penonton terbesar untuk pertandingan Liga Inggris sebelum Perang Dunia II.
Perang Dunia II adalah masa menyedihkan bagi Old Trafford. Akibat bom yang dijatuhkan tentara Jerman, Old Trafford rusak parah dan MU pun dipaksa mengungsi di Stadion Maine Road milik Manchester City.
Setelah dibuka lagi pada tahun 1949, Old Trafford terus berbenah. Pemasangan atap, penghilangan tribun berdiri dan diganti dengan kursi, dan perbaikan-perbaikan lain terus dilakukan selama berpuluh-puluh tahun sesudahnya.
Kini, Old Trafford berkapasitas 75.957 kursi, terbesar di antara stadion milik klub dan cuma kalah besar dari Stadion New Wembley. Dengan seluruh kursinya selalu nyaris penuh tiap kali MU tampil di kandang, rataan penonton The Red Devils adalah yang tertinggi di Eropa.
Di lapangan berukuran 105x68 m yang terbentang di stadion yang dijuluki sebagai Theater of Dreams oleh Sir Bobby Charlton itu, telah tampil para pemain terhebat di dunia, dari generasi ke generasi. Mulai dari Sandy Turnbull, George Best, Eric Cantona, hingga Cristiano Ronaldo.
Entah akan sampai kapan Old Trafford bakal terus berdiri dan menjadi markas kebanggaan MU dan pendukungnya, yang jelas, kini 'Teater Mimpi' telah berusia seabad.
sumber http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2010/02/19/180458/1303137/427/seabad-teater-mimpi
Tahun 1909, Chairman Manchester United John Henry Davies mengeluarkan uang 60 ribu poundsterling (kini Rp 860 juta) untuk membangun kandang baru buat timnya. Davies lantas menunjuk Archibald Leitch, seorang arsitek Skotlandia yang juga arsitek Stadion Hampden Park di kota Glasgow, sebagai desainer.
Berbulan-bulan, konstruksi dikerjakan oleh firma Messrs Brameld and Smith of Manchester. Dan setelah siap, pembukaan pun dilakukan pada 19 Februari 1910, ditandai dengan laga Manchester United vs Liverpool.
Sekitar 45 ribu penonton, yang kebanyakan fans United, dibuat bersorak ketika tim tuan rumah melaju 3-0. Tapi Liverpool terlalu liat untuk dikalahkan. Empat gol balasan dari The Reds membuat tuan rumah kalah 3-4 di laga pembuka stadion kebanggaannya.
Old Trafford tidak cuma berarti penting bagi MU, tapi juga buat sepakbola Inggris. Mengingat saat itu belum ada Stadion Wembley, maka final Piala FA digilir di sejumlah stadion di Inggris.
Old Trafford kebagian menggelar laga final ulangan Piala FA 1911 antara Bradford City vs Newcastle United. Di stadion itu pula, final Piala FA 1915 antara Sheffield United vs Chelsea.
Pada 27 Desember 1920, Old Trafford mencatat rekor penting dengan diisi 70.504 penonton saat MU kalah 1-3 dari Aston Villa. Itulah rekor penonton terbesar untuk pertandingan Liga Inggris sebelum Perang Dunia II.
Perang Dunia II adalah masa menyedihkan bagi Old Trafford. Akibat bom yang dijatuhkan tentara Jerman, Old Trafford rusak parah dan MU pun dipaksa mengungsi di Stadion Maine Road milik Manchester City.
Setelah dibuka lagi pada tahun 1949, Old Trafford terus berbenah. Pemasangan atap, penghilangan tribun berdiri dan diganti dengan kursi, dan perbaikan-perbaikan lain terus dilakukan selama berpuluh-puluh tahun sesudahnya.
Kini, Old Trafford berkapasitas 75.957 kursi, terbesar di antara stadion milik klub dan cuma kalah besar dari Stadion New Wembley. Dengan seluruh kursinya selalu nyaris penuh tiap kali MU tampil di kandang, rataan penonton The Red Devils adalah yang tertinggi di Eropa.
Di lapangan berukuran 105x68 m yang terbentang di stadion yang dijuluki sebagai Theater of Dreams oleh Sir Bobby Charlton itu, telah tampil para pemain terhebat di dunia, dari generasi ke generasi. Mulai dari Sandy Turnbull, George Best, Eric Cantona, hingga Cristiano Ronaldo.
Entah akan sampai kapan Old Trafford bakal terus berdiri dan menjadi markas kebanggaan MU dan pendukungnya, yang jelas, kini 'Teater Mimpi' telah berusia seabad.
sumber http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2010/02/19/180458/1303137/427/seabad-teater-mimpi