DOHA, QATAR (IPS) – KOMITE Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan pihaknya sedang berbicara dengan Arab Saudi, setelah Human Rights Watch (HRW) menyerukan agar Riyadh dilarang berpartisipasi dalam Olimpiade London.Pernyataan organisasi HAM internasional Selasa lalu itu muncul sebagai respon atas pengumuman Arab Saudi, membatalkan keputusan sebelumnya, yang takkan mengirim atlet perempuan untuk berkompetisi dalam Olimpiade London.
“Kami masih berbicara dengan NOC (Komite Olimpiade Nasional) Saudi dan tetap yakin hasilnya akan positif,” ujar IOC dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Associated Press, Rabu lalu.
Di situswebnya, HRW menyatakan: “Komite Olimpiade Internasional harus melarang Arab Saudi ikut dalam Olimpiade 2012 karena jelas melanggar Piagam Olimpiade.”
Piagam Olimpiade menyatakan, ajang tersebut bercita-cita “mendorong dan mendukung kemajuan perempuan dalam olahraga di semua tingkat dan dalam semua struktur dengan maksud menerapkan prinsip kesetaraan laki-laki dan perempuan”.
Dengan sisa waktu dua minggu sampai Olimpiade dimulai pada 27 Juli, harian milik Arab Saudi yang terbit di London Al-Sharq al-Awsat melaporkan tak ada perempuan yang memenuhi syarat dalam tiga cabang olahraga (lari, berkuda, dan angkat besi) untuk Olimpiade London di mana para atlet pria akan mewakili negara tersebut.
Tapi kedutaan Saudi di London, yang sebelumnya mengumumkan pada akhir Juni bahwa atlet perempuan yang “memenuhi syarat” akan diizinkan untuk berkompetisi, mengatakan bahwa NOC Saudi akan “mengontrol keikutsertaan atlet perempuan yang dapat memenuhi syarat”.
Kemungkinan keikutsertaan atlet perempuan dalam Olimpiade dipengaruhi pernyataan yang kontradiktif di media.
Pangeran Nawaf bin Faisal, ketua NOC Saudi, mengatakan pekan lalu bahwa para olahragawati Saudi mendapat lampu hijau untuk berkompetisi di Olimpiade.
Dalam komentar yang diterbitkan suratkabar Al-Jazirah, dia menjelaskan bahwa mereka hanya boleh melakukannya kalau“memakai pakaian pantas yang sesuai dengan Syariah”, “wali atlet setuju dan hadir bersama mereka”, dan mereka tak berbaur dengan lelaki di ajang tersebut.
Padahal sebulan sebelumnya, sang pangeran mengatakan dia bakal “tak mendukung keikutsertaan perempuan”, sebagaimana dilaporkan suratkabar yang berbasis di Abu Dhabi, The National.
“Lakukan hal yang benar”
“Ini bukan karena Saudi tak bisa mendapatkan atlet perempuan. Ini adalah kebijakan diskriminatif mereka yang hingga kini menghalangi perempuan untuk tampil,” ujar Minky Worden, direktur inisiatif global HRW.
“Tapi masih ada waktu bagi Arab Saudi untuk melakukan hal yang benar dan membolehkan perempuan ikutserta dalam Olimpiade London dengan menyertakan perempuan dalam tugas-tugas ‘universalitas’ yang tak perlu persyaratan khusus.”
“Intinya, Arab Saudi melanggar janjinya, melanggar aturan, dan benar-benar harus tak diperbolehkan ikutserta dalam Olimpiade London 2012 bila tak menyertakan perempuan dalam timnya,” ujar Worden.
HRW menyerukan IOC melarang negara Teluk itu sebagaimana ia melarang Afghanistan yang dipimpin Taliban pada 2000 karena tak mengizinkan perempuan berpartisipasi dalam olahraga.
HRW juga meminta IOC “membuat jadwal dan tolok ukur guna memperkenalkan pendidikan jasmani untuk anak perempuan di sekolah umum dan swasta, yang memungkinkan berdirinya gedung olahraga dan klub olahraga bagi perempuan, dan membentuk bagian perempuan di Kementerian Olahraga dan Komite Olimpiade Nasional”.
“Kebijakan diskriminatif Arab Saudi terhadap perempuan merupakan akar dari kegagalan pengiriman atlet perempuan ke Olimpiade London,” kata Worden.
Worden meminta kerajaan itu dilarang ikut Olimpiade “sampai kebijakannya yang mencabut hak-hak dasar jutaan gadis dan perempuan Saudi berakhir”.
Cuma tim pria
Keputusan Arab Saudi tak membolehkan atlet perempuan berkompetisi dalam Olimpiade membuatnya jadi satu-satunya negara yang tak akan mengirim atlet perempuan ke Olimpiade London.
Qatar dan Brunei, seperti Arab Saudi, hanya mengirimkan tim berisi atlet pria ke Olimpiade sebelumnya. Namun kedua negara itu telah menegaskan bahwa tim mereka di London akan mencakup atlet perempuan. Qatar menjadi tuan rumahArab Games 2011, yang mengikutsertakan perempuan, catat pernyataan HRW.
Qatar mengumumkan rencananya mengirim sebuah tim perempuan ke Olimpiade London yang terdiri atas petembak Bahia Al-Hamad, perenang Nada Wafa Arkaji, dan sprinter Noor Al-Malki. Brunei akan mengirim pelari gawang Maziah Mahusin.
Jika Arab Saudi memilih membatalkan keputusan terakhirnya dan menjunjung tinggi komitmennya pada Juni lalu dengan mengirim atlet perempuan ke event olahraga internasional, ini akan menjadi yang pertama bagi negara itu.
Dalma Malhas, seorang kontestan olahraga berkuda dan satu-satunya atlet perempuan di negara itu, dikesampingkan ikut kompetisi bulan lalu karena cidera.
Sekira 10.500 atlet diperkirakan akan berkompetisi di London, mewakili lebih dari 200 negara anggota komite Olimpiade.
Jika Saudi memutuskan mengirim atlet perempuan, semua tim dari negara peserta Olimpiade London akan mencakup atlet perempuan –kali pertama dalam sejarah Olimpiade. [Koresponden AJ]
*Diterbitkan atas persetujuan Al Jazeera.
Translated by Farohul Mukthi
Edited by Budi Setiyono
Naskah ini dipublikasikan atas kerjasama Yayasan Pantau dan IPS Asia-Pasifik