Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla telah berbohong dan mengingkari janji kampanye dengan rencana menaikkan harga bahan bakar minyak. Kebohongan SBY-JK adalah:
1. Konon, tindakan menaikkan harga BBM demi menyelamatkan dana APBN. Memangnya dana APBN selama ini pro-rakyat? Dana APBN 70 persen habis untuk membayar utang luar negeri, gaji pegawai negeri sipil/pejabat 30 persen dikorupsi. Dana APBN untuk pendidikan saja sangat minim, kurang dari 20 persen.
2. Konon, Indonesia tertekan akibat kenaikan harga minyak dunia dan Indonesia kini menjadi pengimpor minyak dunia. Jelas ini kesalahan Pertamina dan Orde Baru pada 1980-an di zaman oil boom, kala produksi minyak mentah Indonesia melimpah, yang keuntungannya banyak dinikmati oleh para elite pejabat dan perusahaan asing. Toh, kini keuntungan minyak Indonesia dikuasai oleh perusahaan multinasional, semacam Exxon dan Shell.
3. Konon, pemerintah, dengan menaikkan harga BBM, akan menghemat dana APBN sampai Rp 35 triliun jika harga BBM dinaikkan sampai 30 persen, dan Rp 15 triliun akan digunakan untuk program bantuan langsung tunai.
4. Ironisnya, di saat ada beban dampak kenaikan harga BBM, seperti kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, kenaikan tarif transportasi, dan kenaikan biaya pendidikan-kesehatan, gaji pejabat/pegawai negeri sipil akan dinaikkan 20 persen. Inikah keadilan?
5. Jelas, rencana kenaikan harga BBM didalangi oleh tim ekonomi SBY-JK yang berwatak neoliberal dan mengikuti ideologi ekonomi guru mereka, yakni para Mafia Berkeley di zaman Orba, yang membuat Indonesia terjerat utang luar negeri dan kemiskinan struktural.
6. Kenaikan harga BBM seharusnya bisa dihindari apabila korupsi bisa diberantas dan harta koruptor disita untuk negara. Atau, pejabat dari level presiden tidak korupsi dan gajinya dibuat tidak berlebihan.
Memang, kenaikan harga BBM menunjukkan pemerintah SBY-JK gagal total. Terbukti mereka menangani bencana alam dan lumpur Lapindo saja tidak mampu. SBY-JK lebih bijak jika mau belajar ke Venezuela atau Bolivia dengan program nasionalisasi migasnya!
Woro Retno Wulandari
Guru SMK Muhammadiyah Karanganyar
Desa Tegalmade RW 05 RT 06, Bekonang, Mojolaban,
Sukoharjo
koran tempo: 15 mei 08
surat pembaca