[caption id="attachment_1717" align="alignleft" width="300" caption="Warga Blokir Jalan Rusak | Iskandar Usman"][/caption]
Peureulak - Lantaran lama dibiarkan rusak dan tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah, ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kecamatan Peureulak-Ranto Peureulak-Peunarun- Lokop, Kabupaten Aceh Timur, diblokir ratusan warga, Sabtu (26/11) pagi. Aksi pemblokiran jalan membuat kemacetan panjang akibat kendaraan roda empat tidak dibenarkan melintasi pemblokiran.
Patauan Aceh Corner, jalan diblokir dengan cara dibentangkan kayu balok di tengah jalan di beberapa titik. Totalnya jalan yang diblokir sepanjang 30 kilo meter. Aksi itu merupakan akumulasi kemarahan warga di sana akibat jalan yang dilintasi truk berbadan besar, rusak parah dan tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Bahkan, sejumlah perusahaan swasta yang berada di kawasan pedalaman tersebut dituding tidak peduli terhadap pembangunan jalan.
Titik yang diblokir warga, yakni mulai dari Beurandang, Gedong Janeng, Buket Batu, Krueng Tuan, Lubok Bayah, Alue Anoe, Lapangan Heli, Sikabut, Sarah Nyala, Alur Canang dan Batu Tiga. Kawasan tersebut meliputi Kecamatan Ranto Peureulak dan Peunarun.
Selain meletakkan kayu balok di atas jalan, warga juga menanam pohon sawit dan pisang di atas badan jalan tersebut. Warga mengancam jika pemerintah tidak segera member jawaban kapan jalan sentra yang digunakan warga itu diperbaiki, maka mereka akan tetap bertahan di lokasi untuk memblokir jalan.
Puluhan kendaraan roda empat terdiri dari truk pengangkut sayur- sayuran, tertahan tidak bisa melewati lokasi pemblokiran pertama di kawasan Beurandang. Supir truk mengaku tidak mengetahui jika hari ini akan ada aksi pemblokiran jalan.
“Jika tahu kami pasti tidak belanja ke Medan,” kata Umar, penjual sayur di lokasi pemblokiran.
Menurut Ilyas Muhammad, salah seorang warga, aksi pemblokiran dilakukan sejak pukul 07.00 WIB. “Kerusakan jalan ini telah berlangsung sejak tahun 2008 silam dan sampai hari ini tidak ada tanda-tanda perbaikan. Kami sangat dirugikan akibat kondisi jalan seperti ini, apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini kondisi jalan dipenuhi lumpur dan sulit dilewati, “ ujar Jamian (35).
Menurut dia, kerusakan jalan diperparah akibat mobil-mobil pengangkut hasil kebun dari beberapa perusahan perkebunan yang beroperasi di wilayah itu yang mengangkut sawit menggunakan jalan tersebut dengan kapasitas melebihi tonase mencapai 35 ton. Sedangkan badan jalan yang dapat menghubungkan Aceh Timur dengan Kabupaten Gayo Lues itu, hanya mampu menahan beban mobil-mobil bermuatan ringan.
Untuk perbaikan jalan tersebut pihak perusahan perkebunan sangat minim perhatiannya. Mereka dituding hanya meraup untung saja. Kades Berandang, Usman Hanafiah menambahkan, jika pihak pemerintah belum turun dan membuat perjanjian untuk perbaikan jalan tersebut, maka pihaknya mengaku akan terus memblokir jalan tersebut.
Sekda Aceh Timur, Syaifannur SH, MM, yang dihubungi Acehcorner via telepon selulernya, mengaku sudah menghubungi Kadis PU M. Yusuf Adam. “Saya sudah sampaikan masalah ini kepada Pak Yusuf Adam. Karena ini tanggung jawab provinsi, beliau sudah sampaikan ke pihak provinsi dan mereka sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi,” jawabnya singkat.[]