31 Maret 2012

Panwas Tebang Pilih Atau Takut Bertindak

Banda Aceh – Pasca deklarasi damai, kasus kekerasan terkait Pilkada terus saja terjadi. Sayangnya, Panwas sebagai lembaga pengawasan penyelenggaraan Pilkada yang harus bersikap netral, tegas, dan berani terkesan tebang pilih dalam bertindak, bahkan terkesan takut.

“Kekerasan yang terus meningkat, diragukan akan menghasilkan Pilkada yang demokratis. Panwas sebagai komponen yang ikut mengawasi proses pelanggaran pelaksanaan Pilkada seharusnya dapat bekerja secara optimal, bukan hanya mengerluarkan statement di media massa tanpa ada reaksi konkrit sehinggan akan terus terjadi tindak pidana pilkada,” papar aktivis Kata Hati Institute, Fahrol Riza Yusuf di damping Direktur AJMI, Agusta Mukhtar, Jumat (30/3) di Banda Aceh.

Katanya, Deklarasi  Pilkada Damai pada 14 Maret 2012 oleh para kandidat yang bersaing dalam Pilkada sampai saat ini, masih menjadi jargon semata. Hal ini terbukti karena pasca deklarasi kekerasan terus terjadi.

“Bahkan, intensitasnya semakin naik,” lanjutnya.

Menurutnya, jika  berbagai kekerasan yang terkait dengan Pilkada tidak terkait dengan para kandidat, tentunya menunjukan adanya sesuatu yang hal yang lebih membahayakan sedang terjadi di Aceh.

“Berarti ada kelompok-kelompok yang tidak jelas sedang melakukan upaya menciptakan instabilitas atas perdamaian,” tambah Fahrol.

Pilkada yang seharusnya menjadi momentum untuk membangun sistem demokrasi yang baik di Aceh, hari ini di kotori oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Banyaknya kasus-kasus kekerasan dan intimidasi serta pelanggaran lainnya yang di angkat oleh media setiap hari dalam konteks Pilkada, semakin membuat kondisi yang tidak nyaman di masyarakat.

Ditambah lagi, sebut Fahrol, kinerja Panwas yang sangat lemah untuk menindak setiap pelanggaran pidana Pilkada membuat kondisi kenyamanan masyarakat semakin rumit.

“Kalau situasi ini terus di biarkan terjadi oleh Panwas dan komponen lainnya, akan sangat diragukan menghasilkan Pilkada yang demokratis demi menjaga perdamaian di Aceh,” pungkas Fahrol.[]

Artikel Terkait