Banda Aceh-Polemik pilkada tak hanya dirasakan di lapangan saja. Setidaknya, pada saat elit politik menyampaikan visi dan misinya dalam ruang DPRA, pergesekan nilai dan etika berpolitik juga terasa. Hal ini terlihat saat Irwandi, Darni dan Zaini menyampaikan visi dan misinya yang diwarnai interupsi dan silang pendapat mengenai penetapan waktu yang diberikan pada mereka.
Awalnya, ajang interupsi mulai terlihat saat Irwandi Yusuf menyampaikan visi dan misinya. Dalam penyampaian tersebut, salah satu Anggota DPRA Abdullah Saleh kerap memotong kata-kata Irwandi dan mengingatkan batas waktu yang diberikan.
Tak hanya itu, antara kedua tokoh elit politik ini sempat beradu pendapat mengenai penetapan waktu penyampaian visi dan misi yang tidak ditentukan ketua dewan. Selain Irwandi, ajang interupsi juga merembes pada saat Darni Daud menyampaikan visi misinya.
“Terimakasih. Tapi saya masih punya dua menit lagi. Saya hitung,” sebut Darni saat penyampaian visi misnya diwarnai interupsi.
Seakan tak kalah dari Irwandi dan Darni, saat Zaini menyampaikan visi misinya di hadapan para pihak yang hadir dalam gedung DPRA tersebut, kata-kata interupsi kembali membahana dalam ruang sidang. Akibatnya, dengan tergesa-gesa Zaini membaca misi-misinya sehingga terdengar samar-samar bagi sebagian forum yang hadir, meskipun mendapat sambutan tepuk tangan dari pendukungnya saat mengakhiri pembacaan visi misi tersebut.[]
22 Maret 2012
Penyampaian Visi Misi Cagub Diwarnai Interupsi
✔
Taufik Al Mubarak
Published Kamis, Maret 22, 2012
Share This!
Artikel Terkait
Newsletter
Berlangganan artikel terbaru dari blog ini langsung via email