17 Mei 2012

Danrem: Penembakan di Aceh Faktor Kesenjangan Ekonomi

Banda Aceh - Komandan Korem 012 Teuku Umar Kol Inf Purnawan Widi Andaru mengatakan kasus penembakan yang terjadi di Aceh akhir-akhir ini diakibatkan adanya kesenjangan ekonomi masyarakat di provinsi itu yang belum diperhatikan.

"Hampir setiap kasus penembakan terjadi di Aceh, sekitar 75 persen diakibatkan oleh faktor kesenjangan ekonomi, termasuk konflik berkepanjangan yang pernah melanda daerah ini," katanya di Meulaboh, Rabu 16 Mei 2012.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kata sambutan pada penutupan rapat paripurna ke-2 DPRK Aceh Barat tahun 2012 yang diwakili oleh Komandan Kodim 0105 Aceh Barat Letkol Inf Andi Sirajuddin.

Acara tersebut juga turut dihadiri Kapolres Aceh Barat AKBP Artanto, Pj Bupati Ridwan Hasan, Kajari dan seluruh jajaran Muspida dan Muspida plus.

Danrem meminta Pemerintah Aceh agar dapat memfokuskan pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah "Bumi Serambi Mekah" ini guna menghindari kejadian teror seperti penembakan tak terulang lagi.

Ia menjelaskan, penembakan menggunakan senjata api dan aksi teror yang pernah terjadi karena pemerintah daerah masih kurang berupaya menciptakan berbagai hal untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.

"Kami bertugas menjaga keamanan dan pemerintah daerah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Saya yakin, kalau masyarakat sudah sejahtera tidak akan ada lagi penembakan dan aksi teror kita temukan," tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan, keterkaitan pihak TNI dalam melindungi masyarakat serta keutuhan NKRI harus mendapat dukungan semua pihak terutama pemerintah daerah untuk menjadikan masyarakat berpenghasilan cukup dan pemerataan kesejahteraan.

Ia menyebutkan, untuk menjadikan Provinsi Aceh berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa ini situasi keamanannya kondusif, pemerintah daerah haruslah menciptakan keseimbangan ekonomi masyarakat.

Jelasnya, terjepitnya perekonomian serta kesenjangan ekonomi mendekatkan masyarakat dari berbuat kriminal, namun bila masyarakatnya sejahtera maka perbuatan melanggar hukum itu tidak akan muncul di tengah kedamaian saat ini.

"Orang GAM adalah Islam, TNI juga Islam, apa alasan terjadi saling membunuh, ini analisa bahwa ada faktor lain yakni ekonomi tidak seimbang memicu berbagai perbuatan melanggar hukum," tegasnya.

Andi Sirajuddin juga berpesan kepada Muspida Aceh Barat agar kedepan dapat lebih memperhatikan perekonomian masyarakat dengan tidak mengutamakan kepentingan pribadi, sehingga merugikan rakyat.[Ant]

Artikel Terkait