04 April 2012

Abi Lampisang Kampanyekan Kejayaan Islam di Aceh

Banda Aceh – “…Geutanyoe Aceh bek gadoh bloe mie lam eumpang, han meujan seunang kiamat donya…” Begitulah pembuka seorang penyair Aceh, Syeh Lah Geunta yang berduet dengan Syeh Usman Buket dalam kampanye akbar Ahmad Tajuddin, atau kerap disapa Abi Lampisang usai melakukan zikir bersama, Selasa (3/4) di Stadion Lhoong Raya, Banda Aceh.



Dihadiri puluhan massa pendukung fanatiknya, beberapa juru kampanye Abi Lampisang menengarai sistem demokrasi yang kini berlaku di Indonesia telah melupakan sosok ulama selaku pemimpin.

“140 tahun yang lalu, Aceh dipimpin ulama. Namun, sejak masuknya Belanda ke Indonesia atau Aceh secara khusus, kepemimpinan ulama hilang akibat adanya sistem demokrasi ala parlemen,” kisah Juru Kampanye Abi Lampisang, Geuchik Sayuti dalam orasi politiknya.

Menurutnya, keadaan tersebut membuat beberapa pejuang yang memperjuangkan Aceh karena Islam dan dulunya berada di bawah komando GAM, telah mendukung Abi Lampisang sebagai Gubernur Aceh.

“Demi Abi Lampisang, nyawa rela saya korbankan,” tambahnya.

Hal serupa juga dikatakan oleh Tgk. Jalaluddin yang menyampaikan pidato politik Islam. Menurutnya, pemimpin yang layak memimpin Aceh tidak perlu gelar studi tinggi. Al-Quran telah mengatur semua pendidikan yang ada, termasuk bagaimana cara memimpin secara Islam.

“Tidak perlu gelar professor tidak perlu gelar doktor. Jika agama tidak ada, maukah anda?” teriaknya pada simpatisan Abi Lampisang dalam bahasa Aceh yang kental.

Katanya, meskipun berasal dari dayah Abi Lampisang diyakini mampu membawa Aceh ke arah yang lebih baik. Sementara itu, dalam kesempatan orasi politiknya, Abi Lampisang sendiri mengatakan dirinya belum tentu menang dan belum tentu juga kalah.

“Semuanya sudah diatur oleh Allah SWT,” ujarnya.

Namun demikian, dalam pernyampaian visi misinya Ia menekankan hendak mengembalikan Aceh kepada kejayaan seperti masa lalu dengan cara seiya-sekata, bersatu hati, darah dan jiwa raga.

“Duek doeng sapeu pakat, sang seuneusab meu’adoe ‘a (Bagaikan saudara seibu sebapak, adik dan abang dalam satu keluarga besar rakyat Aceh,” tegasnya.

Selain itu, sebagai kandidat yang mempunyai latar belakang ulama, Calon Gubernur nomor urut 1 ini hendak mengembalikan kejayaan Islam seperti sedia kala.[]

 

Artikel Terkait