BANDA ACEH - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Banda Aceh menyelenggarakan pelatihan peliputan Pilkada Aceh untuk sejumlah jurnalis lintas media selama dua hari, Selasa-Rabu (3-4 April) di Hotel Oasis, Banda Aceh. Program ini dilakukan untuk penguatan etika dan profesionalisme jurnalis dalam meliput Pilkada Aceh yang bakal berlangsung pada 9 April mendatang.
Ketua AJI Banda Aceh, Maimun Saleh, saat membuka pelatihan yang dihadiri sekitar 25 jurnalis itu menyebutkan, kegiatan pelatihan ini juga digelar di empat AJI Kota lainnya di Aceh, Keempat AJI kota tersebut yakni AJI Banda Aceh, Lhokseumawe, Bireuen dan AJI persiapan Langsa.
“Pemantauan yang dilakukan oleh AJI sifatnya berbeda dengan lembaga pemantau lainnya. Jadi program pemantauan AJI itu nantinya lebih dititik beratkan kepada, pemantauan media dan diskusi hasil monitoring,” ujarnya.
Maimun menambahkan, kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para jurnalis bagaimana meliput dan menulis isu-isu yang terkait Pilkada.
"Setelah training nantinya akan dibuka sms center dengan menggunakan sistem frontline sms. Di situ jurnalis dapat berbagi informasi dengan mengirimkan sms ke sms center, yang kemudian dapat diakses oleh jurnalis lainnya melalui website" sebut Kontributor Koran Sindo itu.
Oyos Saroso, pemateri yang dihadirkan sebagai seorang jurnalis senior nasional saat memberikan materinya menyebutkan, etika dalam peliputan bagi seorang wartawan itu sangat penting. “Jadi dalam meliput itu khususnya peliputan pilkada harus dilakukan sesuai dengan standard-standar etika.”
Menurutnya, sesuai dengan elemen jurnalisme, bahwa loyalitas pertama kerja-kerja jurnalisme adalah kepada warga (masyarakat umum). Kepada para peserta pelatihan, Oyos menekankan, pentingnya mendokumentasikan visi-misi para kandidat dimana menurutnya dokumentasi tersebut nantinya akan menjadi bahan bagi kerja-kerja jurnalistik selama lima tahun ke depan.
Jurnalis The Jakarta Post itu juga selalu menekankan pentingnya bertindak sesuai etika kepada para peserta pelatihan. Dia juga menganjurkan kepada para jurnalis untuk membuat tulisan soal trek rekor kandidat dan suara-suara pihak yang selama ini terpinggirkan. “Suara-suara kaum terpinggirkan juga menarik untuk ditulis sebagai sisi human interest,” pungkas Oyos.
Selanjutnya pada hari kedua, AJI juga akan menghadirkan pemateri dari Koalisi NGO HAM yakni Evi Narti Zain.[]