16 April 2012

Aceh Barat Rombak Sistem Peringatan Dini Tsunami

Banda Aceh - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, melakukan perombakan prosedur tetap (protap) sistem peringatan dini gempa dan tsunami guna memaksimalkan proses evakuasi.

Kepala pelaksana BPBD Aceh Barat T. Ahmad Dadek di Meulaboh, Senin mengatakan bahwa protap yang selama ini sebagai pedoman evakuasi masyarakat belum maksimal sehingga rawan terjadi kepanikan warga saat gempa berpotensi tsunami.

"Ada beberapa protap akan kami ubah dalam pertemuan pada hari Selasa (17/4) dengan seluruh tim satgas peringatan dini gempa dan tsunami dan pihak lain yang kami libatkan," katanya.

Dikatakan Dadek, ada sejumlah poin di dalam protap yang akan direvisi, seperti penempatan mobil pemadam kebakaran, jalur evakuasi kendaraan dan jalur evakuasi masyarakat yang berlarian tanpa mengunakan kendaraan.

Ia menjelaskan gempa berkekuatan 8,5 skala Richter yang terjadi pada hari Rabu (11/4) pukul 15.36 WIB cukup membuat warga seputar Meulaboh panik dan jalanan macet serta kondisi lalu lintas semerawut akibat keteledoran semua pihak.

Terlebih lagi nomor darurat BMKG 2303 di Jakarta tidak dapat mengakses informasi sampai ke Aceh pada saat itu untuk menginformasikan peringatan tsunami akibat gempa awal 8,5 SR dan gempa susulan 8,1 SR.

Untung saja waktu itu kata Dadek, 170 anggota satgas peringatan dini tsunami bergegas secara manual menyampaikan informasi dan mengarahkan masyarakat yang sedang panik akibat adanya tsunami kecil.

"Setelah kami saling berinteraksi menggunakan radio BPBD, anggota satgas langsung turun ke posisi masing-masing yang sudah kami buat, dan penangganan hari itu sekitar 85 persen berjalan sesuai dengan protap," kata Dadek menegaskan.

Lebih lanjut dia mengatakan, usai goyangan gempa berkekuatan 8,5 SR di kawasan Lhok Geudong terjadi tsunami kecil setinggi 30 sentimeter, kemudian menerpa dua kafe di Desa Suak Indra Puri.

Lanjut Dadek, BPBD Aceh Barat memiliki tujuh jalur evakuasi masyarakat, seperti di lantai dua pertokan di sepanjang jalan Teuku Umar dan Kantor BPBD di Desa Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan.

Akan tetapi, kata Dadek, tempat evakuasi itu hanya sebagai solusi alternatif bagi masyarakat yang lari tanpa menggunakan kendaraan saat ada peringatan terjadinya tsunami dengan goyangan gempa berpotensi tsunami.

"Tempat evakuasi itu hanya sebagai alternatif, tapi sebenarnya masyarakat yang mampu lari menyelamatkan diri kami arahkan untuk tetap mencari daerah yang diperkirakan lebih aman," pungkasnya.[ant]

Artikel Terkait