04 April 2012

Pilkada 2012, Aceh Lebih Aman

Banda Aceh – Aceh aman dan tidak mencekam. Hal ini dikatakan Koordinator Koalisi Ngo HAM, Evi Narti Zain, dalam pelatihan peliputan Pilkada Aceh, di Hotel Oasis, Banda Aceh pada Rabu (4/4).

[caption id="attachment_8299" align="alignleft" width="300" caption="Koordinator Koalisi NGO HAM, Evi Narti Zain"][/caption]

“Kondisi Aceh hari ini lebih baik daripada kondisi politik pada tahun 2009,” ujarnya.

Evi mengatakan, pernyataannya ini didasarkan pada laporan 108 relawan yang ada di 18 kabupaten kota di Aceh dan berdasarkan pada data tahun 2009. Katanya, konflik pada pemilihan legislative pada tahun 2009 lebih “panas” dibandingkan Pemilukada 2012.

“Pemilihan legislative tahun 2009 terjadi kekerasan yang mengakibatkan kehilangan nyawa, sementara di tahun ini hanya berupa bentrokkan fisik semata,” terangnya.

Namun, Ia tidak memungkiri adanya beberapa wilayah yang rentan dengan kekerasan seperti di Aceh Utara, Bireuen, Lhokseumawe dan Langsa serta Meulaboh dalam Pemilukada 2012. Daerah ini, menurut data Koalisi tingkat kekerasan tertinggi yang ada di seluruh Aceh selama Pilkada.

“Ini hasil pemantauan kami yang baru berjalan dua hari, tapi data ini belum final karena masih sebatas laporan relawan melalui pesan singkat,” lanjutnya.

Dia mengatakan, kekerasan-kekerasan yang terjadi tersebut tidak diselesaikan dengan UU Pidana melainkan UU Pemilu. Padahal penyelesaian dengan menggunakan UU Pemilu ini hanya berlaku selama 12 hari saja.

“Jadi, hukuman yang diberikan pada pelaku hanya berupa denda saja.”

Bahkan, disayangkan lagi proses penyelesaian pelanggaran sengketa Pilkada ini tidak adanya saksi yang bersedia naik hingga pengadilan panwas digelar. Padahal, ketus Evi, saksi merupakan bukti valid.[]

Artikel Terkait